Selasa, 15 Februari 2011

* 0 Inggris Ditekan untuk Bekukan Aset Mubarak

l

Presiden Mesir Husni Mubarak bersama pemimpin Libia Moammar Kadhafi, di Kairo, Mesir, saat pemimpin Libia mengadakan kunjungan kenegaraan ke Mesir 1 Juni 1990. AP

TEMPO Interaktif, London - Pemerintah Inggris ditekan untuk mengikuti jejak pemerintah Swiss: membekukan aset mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Pria 82 tahun itu diduga menyimpan sejumlah asetnya di sejumlah negara, di antaranya Swiss juga di Inggris.


Tekanan bagi pemerintah Inggris dari para aktivis anti-korupsi dan bekas Menteri Muda Luar Negeri Inggris, Mark Malloch Brown. Kemarin, Brown meminta pemerintah Inggris harus membekukan rekening dan aset Mubarak.

Adapun para aktivis anti-korupsi juga meminta pemerintah negara lain untuk menelusuri apakah Mubarak juga menyimpan di negara selain Swiss dan Inggris. Mereka minta aset Mubarak dibekukan sampai dia bisa membuktikan aset yang dimilikinya sah dan bukan hasil korupsi.

Pemerintah Swiss membekukan aset-aset bekas Presiden Mesir Husni Mubarak yang baru saja mundur. Menurut laporan Al Arabiya dan situs oposisi Ikhwanul Muslimin, pemerintah Swiss juga membekukan 20 rekening pejabat Mesir.

Selama 30 tahun berkuasa keluarga Presiden Hosni Mubarak disinyalir memiliki harta berjibun. Jumlahnya diperkirakan mencapai US$40 miliar atau setara dengan Rp 360 triliun). Bahkan ada yang juga menyebut hingga US$ 70 miliar atau setara dengan Rp 630 triliun.

Harta itu, ia kumpulkan dari kontrak bisnis militer selama masih aktif di Angkatan Udara. Kekayaan ini kemudian diinvestasikan melalui keluarganya. Gamal, anak tertua Hosni juga tercatat memiliki rumah lima tingkat di London.

Sekretaris Bisnis Inggris, Vince Cable mengatakan seluruh negara harus bekerja sama untuk meneliti aset Mubarak. Namun, Kementerian Luar Negeri mengatakan aset ini hanya bisa dibekukan atas permintaan Uni Eropa, PBB atau pemerintah Mesir.

Setelah diprotes 18 hari, Hosni Mubarak akhirnya mundur pada Jumat pekan lalu. Pemerintahan Mesir kini diambil alih oleh Dewan Tinggi Militer, satu anggota dewan tersebut adalah Wakil Presiden Omar Suleiman.

INDEPENDENT | AP | PGR