Minggu, 28 November 2010

Jaksa Agung Baru


Terpilihnya Basrief Mengejutkan

TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA
Jaksa Agung Basrief Arief berangkat dari rumahnya di Tanjung Duren, Jakarta Barat, untuk menghadiri pelantikannya di Istana Negara, Jumat (26/11/2010). Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Basrief Arif sebagai Jaksa Agung, menggantikan Hendarman Supandji.

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar komunikasi politik Effendi Ghazali berpendapat, terpilihnya Basrief Arief sebagai Jaksa Agung definitif pengganti Hendarman Supandji cukup mengejutkan. Dia tidak menyangka bahwa Basrief yang sudah pensiun dari Kejaksaan Agung itu akan kembali, apalagi sebagai Jaksa Agung.

"Orang yang sudah pensiun kemudian ditempatkan kembali ke situ, padahal banyak desakan yang ingin Busyro di situ (KPK), Bambang di sana (Kejaksaan) dong, tapi diambil orang yang sudah terjun, dikembalikan," katanya seusai menghadiri peluncuran buku Pak Beye dan Kerabatnya di Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (26/11/2010).

Meskipun demikian, keputusan Presiden memilih Basrief, menurut Effendi, tetap memiliki dasar pertimbangan, mengingat Basrief pernah menjadi Ketua Tim Pencari Terpidana dan Tersangka Tindak Pidana Korupsi atau Pemburu Koruptor.

Effendi juga berpendapat, gaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tampaknya senang memilih orang yang tidak terdengar namanya sebelumnya itu bukanlah gaya baru. Presiden Soeharto, kata Effendi, juga demikian. "Pak Harto juga gitu kan, ada dua nama, tapi yang diambil bukan yang itu," katanya.

Namun, lanjut Effendi, jika sampai pada Hari Antikorupsi Internasional yang jatuh pada 9 Desember Basrief tidak juga membuktikan komitmennya dalam memberantas korupsi, maka semua pimpinan penegak hukum yang dipilih SBY memang orang yang lamban.

"Saya menunggu hasil evaluasi ICW (Indonesia Corruption Watch) pada hari korupsi internasional nih, kalau tidak, berarti pilihannya memang orang yang lambat," kata Effendi.